1. TARI PIRING
Tari piring merupakan salah satu dari berbagai kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat Sumatera barat tepatnya masyarakat minangkabau. Tarian Piring dulu diciptakan untuk memberikan persembahan kepada dewa-dewa dalam memasuki masa panen, namun dengan datangnya Islam Tarian Piring tidak lagi untuk dipersembahkan kepada dewa-dewa tetapi untuk majlis-majlis keramaian yang dihadiri bersama oleh raja-raja atau pembesar negeri juga dalam acara keramaian lainnya seperti pesta perkawinan.
Sejarah adanya tari piring yang dilakukan oleh masyarakat minangkabau tidak dapat dipastikan kapan mulanya tarian piring itu ada, namun dipercayai bahawa ia telah wujud sekian lama di kepulauan Melayu sejak lebih 800 tahun yang lalu. Tarian ini dipercayai telah bertapak di Sumatra Barat atau lebih dikenali sebagai Minangkabau, dan berkembang hingga ke zaman Sri Viiaya. Kemunculan kerajaan Majapahit pada kurun ke 16, yang menjatuhkan kerajaan Sri Vijaya telah mendorong perkembangan Tari Piring ke negeri-negeri Melayu bersama-sama penghijrah atau orang-orang pelarian Sri Vijaya ketika itu.
2. TARI PAYUNG
Tari Payung adalah salah satu tari klasik dari Minang, Sumatera Barat .
Tarian yang menggambarkan kasih sayang seorang kekasih.
Tarian ini merupakan tari pergaulan muda-mudi yang dilambangkan dengan payung sebagai pelindung. Makanya, tarian ini dibawakan secara berpasangan.
Selain menggunakan payung sebagai alat bantu yang dimainkan oleh penari pria, penari wanita juga menggunakan selendang sebagai pelengkapnya.
Musiknya cukup variatif, mulai dari agak pelan, lalu agak cepat dan cepat, sangat dinamis.
Tari ini biasa dibawakan untuk memeriahkan acara pesta, pameran, dan lain sebagainya.
3. TARI PASAMBAHAN
Tari Pasambahan tersebut dimaksudkan sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan rasa hormat kepada Tamu Agung yang baru saja sampai pada suatu acara adat pernikahan.
4. TARI INDANG
Tarian ini sesungguhnya suatu bentuk sastra lisan yang disampaikan secara berkelompok sambil berdendang dan memainkan rebana kecil.
Kesenian ini tadinya bertujuan untuk keperluan dakwah islam. Itu sebabnya, sastra yang dibawakan berasal dari salawat nabi Muhammad atau hal-hal bertema keagamaan. Indang berkembang dalam masyarakat traditional Minangkabau yang menghuni wilayah kabupaten Padang Pariaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar